Hallo
hari ini saya akan menceritakan sebuah cerpen karya saya sendiri. Mari kita
mulai.
Yeah
September is my month!! Welcome September please became good month for me!!. Ya
itulah harapanku tepat pada tanggal 1 September. Perkenalkan namaku adalah
Naiya.
Coba tebak mengapa September adalah
bulanku. Sebenarnya bukan karena September adalah bulan dimana aku lahir,
tetapi di bulan ini saat dimana aku dipertemukan dengan 3 orang yang saat ini
menjadi teman, sahabat, bahkan keluargaku. Ya mereka adalah salah satu orang-orang
yang paling berharga di dalam hidupku. Di bulan ini kita berjanji akan terus
bersama, sampai waktu yang memisahkan kita. Mereka adalah 3 orang yang
membuatku selalu ceria, walaupun status kita semua adalah single atau jomblo.
Bicara soal jomblo, aku sebenarnya bingung, mengapa setiap anak muda jaman
sekarang sepertinya paling anti dengan kata jomblo, dalam kata lain jomblo itu
adalah status yang not good for young people. Tetapi lain denganku, aku merasa
bahagia walaupun aku single karena aku mempunyai sahabat yang setia menemaniku.
Atau mungkin kenapa aku masih single itu karena aku pernah mempunyai kenangan
yang buruk dengan yang namanya cowok.
September, semua berawal dari bulan
ini.
“Oh God please jangan sekarang.” batinku.
“Sory Naiya, hubungan kita cukup
sampai disini, aku ga bisa melanjutkan hubungan ini.” ucap Angga pada saat itu.
Dan
aku benar, aku sudah mempunyai firasat buruk tentang hubunganku dengannya.
Ternyata firasat buruk itu adalah hubunganku dengannya harus berakhir. Kenapa? Kenapa??
Kenapa???
Pada awalnya, aku tidak menyukai
Angga, tetapi dengan seiring berjalannya waktu aku mulai menyukainya. Mungkin
karena dia yang terus mendekatiku dan mengejarku, perasaan itu mulai timbul di
hatiku. Dan saat itu aku mulai merespon perlakuan dia terhadapku. Aku mulai
akrab dengannya, jalan bersama dengannya, dan aku nyaman dengan sikap dia
kepadaku. Ternyata dia orangnya asik dan perhatian kepadaku. Terjadilah hal
yang memang kutunggu-tunggu semenjak aku menyukainya. Yes akhirnya dia menyatakan
perasaannya kepadaku. Tanpa befikir panjang, akupun langsung menerimanya.
Beberapa bulan berlalu, detik demi
detik sikap dia berubah terhadapku. aku tidak tahu mengapa dia begitu kepadaku,
apakah dia sudah tidak menyukaiku lagi? Atau dia sudah mempunyai cewek lain
dibelakangku? Oh Naiya please don’t negative thinking tentang Angga!
Dan tiba-tiba pada bulan September
ini dia berbicara kepadaku.
“Kenapa ngga, kenapa kamu ga bisa
melanjutkan hubungan kita? Apa karena ada sikap atau sifat aku yang bikin kamu
ga suka?”
“Bukan Nai, aku suka sikap dan
sifatmu.”
“Terus kenapa?”
“Sebenarnya aku ga benar-benar suka
kepadamu Naiya.”
“Maksud kamu apa ngga?”
“Aku mendekatimu bukan karena aku
menyukaimu, tapi karena aku ingin selalu dekat dengan kakakmu.”
“Kak Naisya? Selama ini kamu suka
sama kak Naisya??”
“Iya Nai, aku suka sama kakakmu
bukan sama kamu. Aku ga mau kalau aku menyatakan perasaanku kepada kakakmu,
kakakmu justru menjauh dari aku, maka dari itu aku ingin menjadi pacarmu.”
“Nai? Nai? Please don’t cry in front
of me.” tangan Angga mulai mendekati wajahku, tetapi aku menepisnya.
“Don’t touch me!”
Selama
beberapa menit suasana pun hening. Akhirnya aku berbicara.
“Waktu itu kamu yang mengejar-ngejar
aku. Kamu yang cari perhatian di depanku. Tapi sekarang, disaat semua keinginan
kamu itu terkabul dan kita pacaran, kamu ingin meninggalkan ku begitu saja? Are
you kidding???”
“Sory Nai.”
“Please don’t use that name again to
call me!”
“Oke, aku minta maaf. Aku kasian sama
kamu Nai kalau selama kita pacaran cuma kamu yang menjalaninya, cuma kamu yang
berkorban, sedangkan aku not care to you.”
“Please don’t be so stupid. Kalau
kamu emang kasian sama aku, kenapa ga dari awalnya aja kamu ga usah ngedeketin
aku! Lihat akibatnya, aku yang sakit hati, aku yang jadi korban kamu!!” teriakku.
“Sory Nai, aku kira semua ini akan berjalan dengan lancar,
ternyata aku salah.”
“Untung kamu sadar, kalau aku
terus-terusan kayak gini, mungkin aku sekarang udah angkat tangan!”
“Mulai saat ini kamu ga usah temuin
aku lagi, ga usah cari aku lagi!”
“Oh satu lagi, kalau misalkan kita
ga sengaja ketemu, anggap aja kita ga pernah saling kenal!” ucapku mengakhiri
pembicaraan.
“Tapi Nai ......” kata terakhir
Angga yang tidak terdengar karena aku langsung meninggalkannya.
Pada
saat itu aku benar-benat down. Aku sangat butuh motivasi, tapi teman-teman ku
tiba-tiba menghilang entah kemana. Disaat aku mencari mereka, ku lihat mereka
sepertinya sedang bahagia dan tidak memikirkanku. Ya Tuhan kenapa disaat
seperti ini semuanya tiba-tiba pergi dari hidupku. Aku tidak bisa menahan diri
lagi, akhirnya air mata pun perlahan-lahan mulai membasahi pipiku. Aku butuh
tempat yang sepi. Aku pun menangis dalam keheningan sebuah ruangan yang aku
pikir adalah sebuah kelas. Mungkin tidak ada yang bisa memberikan semangat
untuk terus melanjutkan hidup, atau mungkin memang tidak ada yang ingin
menemaniku dalam kesunyian ini. Saat itulah mereka datang. Mereka yang selama
ini aku cari-cari. Seorang sahabat.
Mungkin
mereka mendengarku sedang menangis sendirian. Dan mereka mendekatiku dan
menepuk pundakku. Aku pun terkejut dan segera menghapus air mataku.
“Tidak
apa-apa, tidak usah takut.” Kalimat pertama yang mereka ucapkan padaku.
Aku
tidak mengenal mereka, atau mungkin belum pernah melihat mereka. Tapi entah
mengapa aku nyaman berada di dekat mereka. Mereka pun menanyakan mengapa aku
menangis. Tanpa ragu-ragu aku menceritakan semua yang telah terjadi kepada
mereka. Setelah selesai perasaan ini lega, lega telah menceritakan kekesalanku. Ternyata merekalah yang memberikan dorongan, motivasi untukku. orang yang
sama sekali asing untukku. Semenjak itulah aku yakin merekalah sahabat
sejatiku.
September
bulan yang sangat buruk, tetapi aku bersyukur karena kejadian ini aku menemukan
sahabat yang selama ini aku cari. Terimakasih Tuhan Kau telah memberikan cobaan
ini, aku tahu didalam cobaan pasti ada jalan keluar dan disaat kita telah
menemukan jalan keluar itu hidup kita akan bahagia.
Terimakasih
Dinda, Calin, dan Ovin, kalian telah menjadi pembangkit dalam keterpurukan ku.
Teruslah menjadi sepeti ini di dalam hidupku. September adalah bulan KITA! TAMAT.
Ya akhirnya cerpen saya pun selesai.
Terimakasih sudah menyempatkan membaca cerpen ini. Mohon maaf bila ada
kesalahan dalam penulisan, karena saya belum pandai dalam hal menulis.
Oleh : Shafira Nabilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar